Di Balik Perbedaan Lebar Rel

 Mungkin Anda bertanya mengapa terdapat berbagai ukuran lebar rel di sistem perkeretaapian dunia. Pada abad ke – 19, sebagian besar pembangunan rel dilakukan oleh pihak swasta. Perusahaan – perusahaan swasta tersebut membangun jaringan rel dan menggunakan ukuran lebar rel sesuai dengan kemampuan keuangan dan desain masing – masing. Tidak ada standar universal mengenai ukuran lebar rel. Saati itu, jaringan relnya hanya untuk jarak dekat dan untuk penggunaan perusahaan itu saja.

1.435 mm Sebagai “Pemenang”

Semakin memanjangnya jaringan rel, semakin diperlukannya integrasi dan standarisasi lebar rel. Saat itu, biasanya sebuah undang – undang yang menentukan ukuran lebar rel tertentu yang digunakan sebagai standar di suatu negara. Sebagai contoh, yang akhirnya dipilih sebagai standar di Inggris adalah 1.435 milimeter pada tahun 1846 yang diputuskan oleh sebuah pengadilan. Ukuran ini juga di “ekspor” ke negara – negara Eropa lainnya. Amerika Utara juga menggunakan standar ini karena pada abad ke – 19  standar ini digunakan oleh perusahaan kereta api terbesar di Amerika saat itu, Pennsylvania Railroad. Kawasan – kawasan yang menggunakan standar ini lainnya meliputi Afrika Utara, China, Australia, jaringan kereta api cepat Jepang, Argentina, Uruguay, Paraguay, dan Peru. Standar inilah yang paling banyak digunakan di dunia, yang panjang keseluruhannya mencapai 720.000 kilometer. Lebar rel nomor dua yaitu ukuran 1.520mm yang digunakan di Rusia, negara – negara bekas wilayah Soviet, Afghanistan, Mongolia, dan Finlandia. Panjang totalnya mencapai 222.000 kilometer. Indonesia menggunakan lebar rel paling populer nomor 3, yaitu 1.067 mm, yang disebut “Cape Gauge”. Lebar rel ini juga digunakan di Jepang, Afrika Selatan, Taiwan, dan Australia. Panjang keseluruhannya mencapai 112.000 kilometer.



Sumber: https://www.cargo-partner.com/trendletter/issue-21/track-gauges

Tidak Ada Yang Lebih Unggul

Pembangunan infrastruktur kereta api harus mempertimbangkan kecepatan, kapasitas, dan penghematan anggaran. Lebar rel sempit membutuhkan ukuran jembatan dan terowongan yang lebih kecil, serta jenis rel yang lebih kecil/tipis karena ukuran kereta apinya lebih kecil. Lebar rel sempit lebih cocok di daerah pegunungan dan kepadatan penduduk rendah.  Ini dapat menghemat banyak biaya pembangunan dan pengadaan rolling stock atau armada kereta api. Sedangkan, kereta api yang menggunakan lebar rel standar (1.435 milimeter) dan ke atas dapat dibuat lebih besar untuk meningkatkan kapasitas angkut sekali jalan. Peningkatan kapasitas ini mengurangi kelemahan besarnya biaya awal pembangunan jalur rel lebar, dan oleh karena itu lebar rel standar lebih cocok untuk wilayah datar dan lalu lintas yang  padat atau ramai.

Tidak Perlu Ganti Kereta

Di kawasan – kawasan tertentu, penumpang tidak perlu pindah atau ganti kereta jika kereta api tersebut akan melintas di atas rel yang berbeda ukuran lebar. Sebagai contoh, di perbatasan barat Rusia, setiap gerbong dapat diangkat dengan peralatan khusus dan bogie – nya dapat ditukar dan kereta apinya dapat melanjutkan perjalanan. Di Spanyol, terdapat kereta api Talgo yang mana roda gerbong dan lokomotif dapat diubah lebarnya dengan melewati rel khusus. Saat melewati rel khusus, kunci roda dibuka, rodanya diperlebar atau dipersempit, dan rodanya dikunci kembali.


Mohon dukungannya melalui: https://trakteer.id/aldyuris


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kereta Api Tenaga Surya

Kereta Api Trem