Mendesaknya Kereta Api di Papua

 Tingginya Biaya Hidup di Papua

Saat ini, harga semen di Papua mencapai Rp. 800.000 hingga Rp. 2,5 juta per sak. Bandingkan harga sak semen di Pulau Jawa yang hanya sekitar Rp. 70.000 hingga Rp. 80.000 per sak. Harga makanan seperti nasi Padang di kota Sorong bisa mencapai Rp. 20.000 per porsi. Gorengan seharga Rp. 5000 hanya dapat dua potong. Bahan makanan dan kebutuhan lain harus didatangkan dari daerah lain menggunakan transportasi udara. Biaya hidup di Papua secara keseluruhan adalah yang tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, padahal tingkat kepadatan penduduk di Papua rendah.

Efisiensi Pengangkutan Barang dan Penumpang Dengan Kereta Api

Tingginya biaya hidup di Papua menjadi alasan mengapa jalur kereta api diperlukan. Arus logistik ke berbagai tempat di Papua akan lebih efisien yang pada akhirnya akan menurunkan harga-harga kebutuhan di Papua. Ekonomi kawasan timur Indonesia bisa terdorong. Sekali angkut, rangkaian kereta api yang terdiri dari 8 gerbong dapat mengangkut lebih dari 1.000 penumpang, atau setara dengan 20 armada bus. Konsumsi BBM kereta api hanya 3 liter per kilometer, dibandingkan 10 liter per kilometer untuk bus atau truk. Tekanan gandar kereta api dapat mencapai 23 ton, sedangkan berat maksimum kendaraan jalan raya adalah 10 ton.

Proyek rel kereta api Papua sedang diusahakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat yang sedang menggodok draf Peraturan Gubernur Papua Barat. Rencana pembangunan ini telah diajukan ke Kementrian Perhubungan di Jakarta. Studi analisis mengenai dampak lingkungan dan rencana kerja pengadaan tanah dan pemukiman telah dilaksanakan.

Rencananya, tahap pertama pembangunan rel adalah sepanjang 75 kilometer, dimulai dari kota Sorong. Nantinya akan dilanjutkan ke arah timur sampai ke kota Monokwari. Saat ini baru tahap sosialisasi ke masyarakat setempat dan belum ada kabar apakah proyek kereta api di Papua bakal dianggarkan atau tidak oleh Pemerintah pusat.

Kepala Bidang Pengembangan Kereta Api dinas Perhubungan provinsi Papua Barat Max L. Sabarofek mengatakan kereta api di Papua akan sangat bermanfaat  10 – 30 tahun mendatang, serta lebih murah  kepada semua orang dibandingkan dengan jenis transportasi lainnya. Ia juga mengatakan kereta api bebas hambatan dan terjadwal.

Lebih Mendesak Ketimbang Kereta Api Cepat di Pulau Jawa

Dapat disimpulkan pembangunan jalur kereta api di daerah seperti Papua lebih penting daripada jalur kereta api cepat di pulau Jawa karena di pula Jawa sudah ada jaringan kereta api biasa yang memadai, baik untuk mengangkut penumpang maupun barang. Bahkan, sebuah polling yang diadakan detik.com menunjukkan mayoritas pembaca (98 orang) menganggap kereta api cepat Jakarta – Bandung tidak mendesak, dibandingkan dengan 40 orang yang memerlukannya. Apalagi pembangunan kereta api cepat ini didanai oleh APBN. Ada pembaca yang berpendapat rakyat masih cukup dengan kereta api normal yang biasanya digunakan. Seseorang mengatakan dana APBN yang digunakan untuk mendanai kereta api cepat tersebut seharusnya digunakan untuk memperbaiki dan membangun infrastruktur di daerah tertinggal/terpencil. Pilihan transportasi Jakarta – Bandung sudah banyak, termasuk menggunakan mobil pribadi dan jalan tol yang cukup murah dan nyaman. Sedangkan pilihan transportasi di Papua masih sangat terbatas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kereta Api Tenaga Surya

Kereta Api Trem